Praktik chiropractic belakangan makin banyak diminati. Perawatan chiropractic umumnya dilakukan untuk mengatasi masalah pada tulang belakang dengan cara menekan atau menarik persendian yang mengalami cedera. Lantas, apa beda perawatan chiropractic dengan fisoterapi? Simak ulasannya berikut ini.

Perbedaan Fisioterapi dan Chiropractic

Sekilas, penanganan pasien pada chiropractic dan fisioterapi tampak mirip, yaitu terapis akan memijat atau meregangkan persendian untuk mengatasi masalah pasien. Keduanya juga bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan rasa tidak nyaman menggunakan teknik nonbedah. Namun sebenarnya praktik fisioterapi dan chiropractic memiliki perbedaan tujuan dan metode.

Fisioterapi

Fisioterapi adalah terapi fisik yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi tubuh, mempercepat proses pemulihan, dan mencegah nyeri muncul kembali. Seorang fisioterapis umumnya menyusun program latihan bagi pasien untuk melakukan aktivitas fisik dalam rangka pemulihan.

Prosedur dan durasi fisioterapi akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan saat fisioterapi antara lain terapi manual seperti pijat atau latihan relaksasi, kemudian latihan gerak seperti berjalan menggunakan alat bantu, penyinaran, atau berendam dalam kolam air hangat. Fisioterapis juga dapat mengajarkan beberapa gerakan peregangan untuk meredakan nyeri dan mencegah cedera.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Menjalani Terapi Chiropractic?

Chiropractic

Chiropractic adalah perawatan kesehatan yang fokus pada neuromuskuloskeletal yaitu tulang, saraf, otot, tendon, dan ligamen.  Di Indonesia, praktik chiropractic belum termasuk ilmu kedokteran, namun diakui sebagai pengobatan komplementer alternatif.

Jika dibandingkan dengan fisioterapi, perbedaan chiropractic antara lain:

• Chiropractic fokus pada meredakan nyeri dan menyelaraskan tulang belakang, sedangkan fisioterapi bertujuan agar pasien tidak lagi merasa nyeri. 
• Chiropractic fokus pada masalah yang berkaitan dengan nyeri punggung, nyeri leher, nyeri sendi di lengan atau kaki, dan sakit kepala, sedangkan fisioterapi fokus pada pemulihan gerak tubuh secara keseluruhan.
• Chiropractic melakukan manipulasi dan penyesuaian untuk membantu tubuh menyembuhkan dirinya sendiri, sedangkan fisioterapi fokus pada melakukan peregangan dan latihan, serta melakukan beberapa manipulasi untuk kondisi tertentu untuk meningkatkan mobilitas.
• Dari segi lokasi praktik, chiropractic umumnya dijumpai di klinik khusus chiropractic sedangkan fisioterapi bisa dijumpai di klinik fisioterapi, rumah sakit, atau layanan kesehatan lainnya. 

Baca Juga: Mengenal Praktik Chiropractic dan Risikonya

Kapan Perlu ke Fisioterapi atau Chiropractic?

Fisioterapi menangani pasien yang memiliki keterbatasan gerak akibat kecelakaan, cedera, operasi, atau kondisi kesehatan lainnya. Anda juga dapat memeriksakan diri ke fisioterapi jika merasakan nyeri saat bergerak atau mengalami kesulitan dalam mobilitas gerakan. Beberapa pasien perlu membangun kekuatan otot dan tulang, serta mengatasi efek samping dari kondisi kesehatan, seperti:

• Osteoartritis (peradangan sendi)
• Rheumatoid arthritis (peradangan sendi akibat autoimun)
• Multiple sclerosis 
• Penyakit Parkinson
• Stroke
• PPOK

Sementara itu, untuk chiropractic biasanya dikunjungi oleh orang yang memiliki masalah, seperti nyeri punggung, leher, atau panggul.

Baik fisioterapi maupun chiropractic sama-sama bertujuan untuk meredakan nyeri dan mempermudah gerak. Jika Anda mengalami masalah otot dan tulang, Anda bisa berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan rencana pengobatan yang sesuai. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!